Pemeran Pengganti
29 Oktober 2011, hari yang tidak pernah aku lupakan dalam hidupku. Ketika sore yang harusnya indah itu, menjadi sore terburuk dalam hidup. Ade memberitahuku, Ayah jatuh, dan harus dirawat di ICU, stroke telah membuat Ayah tidak sadarkan diri. Setelah satu minggu, alih-alih membaik, Ayah malah membutuhkan ventilator untuk membantu kerja paru-parunya. Kami hanya bisa melihat Ayah dibalik jendela ruang ICU rumah sakit di bilangan bogor setelah perawat membuka tirai ruang ICU pada jam besuk. Ayah Somnolen, membuat aku bertanya-tanya apakah Ayah mendengar suara kami ketika kami memanggilnya, atau tahu kami berada di dekatnya begitu kami genggam tangannya.
Semakin lama Ayah di ICU semakin bercabang pikiran kami, bukan hanya memikirkan kesembuhan ayah, tetapi juga memikirkan tagihan rumah sakit yang nilainya sudah sampai puluhan juta. Askes hanya mampu menjamin biaya perawatan ayah 30%, sisanya kami harus bayar sendiri. Aku sedih, bingung atau bisa dibilang sedikit frustasi. Hingga akhirnya aku bertemu bapak tua ini.