Blogger news

You are reading eza's blog

Angkot dan Sepatuku

Bagi orang-orang seperti aku yang pekerja, mereka yang pelajar serta mahasiswa, naik turun angkot adalah hal yang sudah menjadi rutinitas. Saking dikerjakan setiap harinya, sampai ada beberapa hal yang ku anggap sebagai gangguan tetap yang terjadi secara berkala, seperti sopir angkot yang nge-tem terlalu lama, atau kebiasaan penumpang angkot yang malas turun naik di halte, sehingga membuat para sopir mengambil blunder untuk kucing-kucingan dengan polisi dan berisiko kena tilang demi tambahan setoran 3000 perak.

Model gangguan lainnya adalah cara penumpang duduk di angkot, mbak-mbak yang pakai rok pendek sering menghabiskan tempat dengan dengan duduk serong 45 derajat, atau bapak-bapak yang duduk melebar membentuk sudut 60 derajat, juga kalau angkot penuh, dan tinggal menyisakan satu kursi lagi, penumpang terakhir ini harus susah payah nge-rangsek sampai ke pojok karena penumpang yang sudah ada tidak mau geser ke dalam.

Senin pagi, aku sengaja mencari angkot yang sudah hampir penuh agar waktu tidak habis karena acara nge-tem. Dan sepeti biasa, penumpang yang sudah di dalam enggan geser sehingga aku susah payah mencari tempat duduk ku di pojok sana. Sudah sempit, ditambah lagi Si sopir sudah tancap gas kembali karena dari belakang polisi sudah membelalakkan mata, membuata persoalan sepele seperti naik angkot jadi bikin emosi

Setelah diperhatikan ternyata penumpang angkot sebagian besar adalah karyawan pabrik elektronik di Jalan Raya Bogor yang aku perkirakan baru saja pulang shift 3. di depanku dua orang pelajar SMA dan ibu yang baru pulang dari pasar. Tepat disebelahku adalah wanita cantik dengan penampilan modis, rok span super pendek dan kakinya hanya dibungkus sandal yang banyak lilitan talinya mirip sandal yang dipakai prajurit Roma dalam film Gladiator dan tampak seperti pegawai bank.

Karena kesal sudah merusak pagi yang seharusnya semangat ini, aku melangkah garang keluar dari angkot hingga aku menginjak kaki si pegawai bank. Sial buat si pegawai bank , aku lupa kalau pagi itu aku berangkat kerja menggunakan sepatu safety dengan pengaman dari besi yang dideaign untuk menahan beban puluhan kilo yang juga dipakai oleh satpam, polisi, tentara atau pekerja bangunan. Terinjak sepatu model ini tentu saja membuatnya menjerit sekeras-kerasnya apa lagi kakinya cuma dilindungi lilitan tali ala prajurit roma itu.aku yang sudah di luar angkot tidak peduli dan terus melaju menuju tempat kerja.

Sesaat setelah turun dari angkot, aku tersenyum lebar, tanpa sengaja aku telah memberi pelajaran pada penumpang angkot lainnya yang suka seenaknya sendiri.


Posting Lebih Baru Posting Lama

5 Responses to “Angkot dan Sepatuku”

AstyNNS mengatakan...

Astaga bu, preman kali kauuu...trus si neng pegawai banknya maki2 gak? hehehehe..

eza mengatakan...

ya nggak tau ti, orang gue dah kabur duluan, wwkakakakkaakk

Vanilla Bean Dream mengatakan...

Hahahaha... setuju...
Kadang suka gemas, kalo masuk angkot, penumpang yang didalamnya pura-pura buta semua. Waktu masih naik angkot dulu (waktu kuliah), kalo nemuin tipe penumpang yang seperti ini, aku juga suka pura-pura nggak berdaya dengan nyorong2 pantat biar lebih mendesak duduk dia lagi. Jadinya, sama-sama kesempitan dan sama2 nggak nyaman. Wong ongkosnya juga sama kok :D (Jahat ya... hihihi)

Blog Perempuan Rumahan
Mommy Mayonnaise
Female Stuffs

Anonim mengatakan...

wah kasihan tu cewek...
*ngomong2 cantik nggak tu cewe Za, lo mintain nomer Hpnya kalo ketemu lagi :))

eza mengatakan...

cakep sih jok, tapi kayanya jempolnya dah ancur ama sepatu w deh wwkakakakakkk...