Blogger news

You are reading eza's blog

MEREKA BILANG, INI BUKAN ZAMAN SITI NURBAYA

Suatu senja, aku dan tiga orang sahabat berkumpul di pusat perbelanjaan di Depok. Tepat di hari aku membaca catatan di facebook Yeli yang berjudul "Kapan Nikah". Kebetulan, kami berempat adalah wanita single yang sudah sepantasnya memasuki gerbang pernikahan, hanya saja waktunya belum tiba. Seperti biasa, setelah ngalor ngidul kesana kemari, menghamburkan apa saja yang ada di benak kami, membahas isu selebritis, sampai menyerempet urusan politik, pada akhirnya kami selalu kembali ke urusan genting , Jodoh.

Berawal dari curahan hati Nina, ia beberapa hari ini kerap pulang lebih malam demi menghindari obrolan dengan orangtuanya yang berkaitan dengan perjodohan. Pasalnya, saat umurnya menginjak 28 tahun ia belum menemukan pendamping hidup yang membuat kedua orangtuanya berinisiatif mengenalkan nina dengan Pemuda yang sudah mereka kenal. Baru saja sebatas wacana, Nina menolak ide itu mentah - mentah.

"Hari gini, masih dijodohin?, cape deh!!" begitu kata Nina.

Ya ampun Na, emang bonyok lo tuh terlampau kolot" . kali ini sari yang berpendapat.

Dan diskusi tentang dijodohkan orang tua ini tampak mencapai aklamasi, hampir semua berpendapat bahwa dijodohkan sudah tidak relevan lagi dengan zaman serba canggih ini.

Tetapi baru tampak mencapai aklamasi, karena aku belum mengeluarkan pendapatku.

Nina, sari dan Ajeng mulai menyadari kalau dari tadi aku hanya menjadi pendengar setia mereka.

"Menurut lo gimana Za?" Tanya Nina.
"Hmmm...!!!"

"Jangan hhhmmm aja dong Za!!" Sari mulai kesal

Aku masih diam

"Za...???" Ajeng pensaran menunggu jawabanku.

Aku diam beberapa saat menatap wajah sahabat-sahabatku yang menanti jawabanku dengan harap-harap cemas.

"Begini..." aku mulai bicara sambil membenarkan posisi dudukku.

"Kalau orang tua gue mau menjodohkan gue dengan seseorang, gue nggak akan keberatan" kataku yakin-seyakinnya.

"Hah... yang bener aja Za" Nina menentang keras pendapatku.
"Emang ini zaman Siti Nurbaya Za," kata Nina lagi.

"Iya Za, cukup Situ Nurbaya aja yang menderita karena dijodohkan orang tua" Timpal Ajeng.

aku tersenyum, aku sudah duga respon mereka seperti ini.

"Ok, ini memang bukan zaman Siti Nurbaya" kataku.

"Dan orang tua gue juga nggak seperti orang tua Situ Nurbaya. Seburuk apapun keadaan kami, Orang tua gue nggak akan mungkin menjodohkan gue dengan seseorang yang tipikal Datuk Maringgih. gue percaya bahwa mereka akan memberikan gue yang terbaik, karena dari dulu mereka selalu begitu, memberikan yang terbaik buat gue." Aku mencoba menjelaskan.

"Kecuali lo berpendapat orang tua lo adalah tipe orang lemah yang menggadaikan kebahagiaan anaknya demi sesuap nasi buat besok" aku menambahkan.

Mereka bertiga diam.

"Ya... orang tua gue juga nggak kaya gitu kali Za... cuma nggak enak aja, masa dijodohin" Kata Nina

"Lho bonyok lo juga kan baru mau mengenalkan, bukan harus merit sama cowok itu kan" kataku lagi.

"Apa salahnya, siapa tahu jalan jodoh lo memang seperti itu." Kataku lagi

Sempat terdiam beberapa lama, kami kembali ke topik-topik ringan untuk mencairkan suasana. Creeps yang sudah habis kami lahap, menjadi pertanda bahwa pertemuan hari ini usai.

***

aku tengah mencari bahan untuk ku tulis lagi di blog, beberapa cerita sebenarnya sudah aku siapkan, sampai tiba-tiba handphoneku berbunyi. SMS dari dari Nina rupanya.

Za, sorry banget besok gue nggak bisa ikutan Jenguk Ela, gue ada janji sama Wisnu. begitu bunyi pesannya.

aku mengernyitkan dahi, Wisnu? siapa wisnu? Perasaan Nina belum cerita tentang cowok yang namanya wisnu. aku kebingungan. ingin ku balas SMS nya dan menanyakan perihal cowok misterius itu. tetapi... ah sudahlah. Meskipun Nina sahabatku, aku tidak mau terlalu ikut campur urusann pribadinya.

Tiba-tiba satu pesan masuk lagi ke Handphoneku. Ku buka, ternyata Nina lagi.

Wisnu itu cowok yang dikenalkan bonyok gue kemarin. ternyata orangnya lumayan, and asyik juga di ajak ngobrol, he... he...

Aku tertegun. Mengingat kembali diskusi kami tentang dijodohkan orang tua beberapa hari lalu. Aku senyum-senyum sendiri.

"Ya ampun Na... ini bukan zaman Siti Nurbaya." kataku sambil geleng-geleng kepala. Tiba-tiba aku punya ide segar untuk postingan terbaru di blog.

Posting Lebih Baru Posting Lama

6 Responses to “MEREKA BILANG, INI BUKAN ZAMAN SITI NURBAYA”

KOMUNITAS OEJOENG mengatakan...

seru juga obrolin nikah neh, moga eza cepet dapt jodoh apa yg eza idam2kan.

yeli mengatakan...

menikah...bagiku ada sebuah misteri...semoga segera bisa menyibaknya he...

djono mengatakan...

tapi ngomong ngomong buruan ga takut keburu 2012 loe za.....

eza mengatakan...

jjiaaaahh.. kalo urusan nikah responnya pada cepet ya...!!!

AstyNNS mengatakan...

Hihihi..jd inget masa muda dulu (sok tua), dr zaman SMA aku sering dikenal2in ma tmn2 kantornya nyokap yg blm pd merit, tp untung nyokap jg gk maksa klo aku gak suka ya gpp, malah ada yg cakep jg! Tp emang bukan jodoh, dptnya malah yg pilihan sendiri ;-D

Anonim mengatakan...

Maaf, Kalau kita sudah menjalin hubungan dengan pacar kita selama 2 tahunan, bisa dibilang sudah siap menikah, tiba-tiba ortu tidak merestui dan mau menjodohkan dengan orang lain, apa yang harus dilakukan? Pilih pacar atau perjodohan ortu? Dimana pacar kita sudah amat kita kenal luar dalamnya (siap nikah).