Blogger news

You are reading eza's blog

Ujung Genteng (2nd Entri)

2 Januari 2010

Inilah bedanya bepergian dengan rombongan backpacker dan rombongan kantor. Biaanya jika denagn para backpacker, kami selalu memburu sunrise dan sunset, begitupun rencana kami. Rencananya kami akan lihat sunrise pagi ini, tetapi apa daya, kami baru bangun 06.30. setelah shalat shubuh (yang kesiangan), kami baru menuju pantai ketika jam menunjukkan 06.15, dan matahari sudah tidak malu-malu lagi. Kami kemudian menyusuri pantai. Benar apa yang dikatakan orang, Ujung Genteng adalah aquarium alam. Pantainya sangat jernih, saking jernihnya kita bisa melihat bayangan kita dengan jelas, di beberapa titik ada batu karang besar yang banyak di jadikan area bernarsis ria oleh para pengunjung, sayang beberapa tumpukan sampah terlihat di sekitar pantai, mencemari keindahan alam yang menakjubkan ini.

Tepat pukul 12.00 kami check out. Dengan ojek kami berencana mengunjungi amanda ratu dan Curug Cikaso (ini juga yang membedakan pergi dengan backpacker dan pergi dengan rombongan kantor).
Setelah perjalanan sekitar 15 menit dengan motor, kami pun tiba di Amanda Ratu. Menurut cerita dulu Amanda Ratu adalah villa milik keluarga mantan Presiden Soeharto. Di Amanda Ratu kita bisa melihat duplikat Tanah Lot yang ada di Bali (Sayang memori card Ayu, yang didalamnya banyak foto Amanda Ratu, termasuk foto kami ketika menyusuri Ujung Genteng terserang virus dari card reader Jono), setelah menikmati Amanda Ratu dan shalat di masjid yang berada di dalamnya, kami segera menuju Curug Cikaso. Sebelumnya kami mampir ke sebuah gubug tempat keluarga pembuat Gula kelapa (gula merah). menurut bapak pembuat Gula kelapa, gula yang ada di Jakarta sudah tidak asli lagi alias sudah di tambah zat lain seperti ubi (membuatku berpikir, apa yang masih asli di jakarta ini). Gula kelapa asli ini seharga 10000 rupiah per kilonya. Tidak tega dengan keadaan keluarga pembuat gula kelapa ini, Ayu membeli 2 kilogram Gula kelapa yang kemudian di masukkan ke dalam ranselnya (:D). Puas mengamati pembuatan gula kelapa kamu meluncur ke curug Cikaso. Jalanan yang cukup lebar dan baik membuat motor di pacu dengan sangat kencang oleh Bapak Ojek, membuat aku mengeratkan genggamanku pada panel motor, sesekali menengok ke belakang untuk memastikan Ayu dan Yelni baik-baik saja.
Di Amanda Ratu

Tidak seperti yang aku duga, ternyata dengan motorpun perjalanan cukup jauh. setelah 30 menit di atas motor, kami tiba di pos Curug cikaso, dan untuk mencapai curug, kami masih harus melanjutkan perjalanan selama 5 menit dengan perahu. Harga sewa perahu sebesar 75 ribu untuk setiap perahunya, dan perahu itu berkapasitas 10 orang. karena kami cuma bertiga, maka kami bergabung dengan grup kecil lainnya sehingga jumlah kami menjadi 7 orang.
Seperti di Ujung Genteng, curug pun dipenuhi pengunjung. curug ini memang indah, tetapi menurutku lebih menakjubkan curug di Cianjur.
Curug Cikaso


Kami sempat mkan siang (yang terlambat) di pos curug, menjadi makan paling memuaskan selama perjalanan. Selain karena enak dengan menu ikan tongkol dan sayur sawi ditambah sambal yang maknyusss, kami hanya perlu membayar 5000 rupiah, padahal gaku punya acara nambah segala.
Selesai makan, kami segera kembali ke terminal Surade untuk mengejar Bus MGI jurusan Bogor, karena menurut informasi Bus MGI ke arah Bogor terakhir berangkat jam 16.00, atau nanti jam 21.00. Sesampainya di Terminal Surade, Bus MGI sudah kosong, terpaksa kami kembali menggunakan angkutan Elf untuk ke sukabumi terlebih dahulu kemudian lanjut ke Bogor.
hingga 2 km pertama, elf berjalan sangat lambat, penumpang sepi. Kami bertiga dari awal sudah sepakat untuk duduk bersama di depan. Sesekali ada ojek yang mengejar elf kami, untuk mengantar penumpang. setelah elf penuh, barulah elf menunjukkan jati diri sesungguhnya, melaju kencang sekencang-kencangnya, yang lebih parah hari sudah gelap, kami yang duduk didepan, tidak dapat melihat tikungan ke kiri atau ke kanan atau lurus saja. Menurut kami hanya Tuhan dan supir Elf yang tahu ke arah mana tikungan berikutnya.
Pukul 12 malam, kami baru tiba di bogor, untungnya kakakku ada yang kost di bogor, sehingga dari terminal bogor kami berjalan kaki ke arah Bintang Pelajar, dan untungnya lagi masih banyak warung makan yang buka di sekitar terminal Baranangsiang sehingga suasana sedikit terang. Sepiring Nasi Goreng dan Segelas Teh manis menutup perjalan kami hari itu.

3 Januari 2010

Pukul 04.30 pagi, kami sudah bangun, bersiap untuk pulang kembali ke depok. Di sekitar Taman Topi kami menikmati sarapan pagi berupa Ketupat Padang. Di kereta kami terkantuk-kantuk, tidak menyadari kaalu ternyata kereta sudah penuh. Beruntung kami mendekap backpack dan day pack kami erat-erat sehingga kondisi kami yang kelelahan tidak dimanfaatkan para pencoleng yang banyak berkeliaran di kereta api.
Setelah kami bertiga melakukan perjalanan yang hampir saja jadi rencana abadi akhirnya kami selesaikan trip ini denagn aman dan lancar. Ayu turun di satsiun depok baru, sedangkan Aku dan Yekni berpisah di Pondok Cina



Posting Lebih Baru Posting Lama