KULIAH SAMBIL KERJA
(Sebenarnya ini posting di blogku lainnya yang sudah tidak pernah ditengok lagi, makanya bahasanya masih ber-lo gue ria gitu, karena waktu itu masih jadi preman pasar. Lomba Blog UII kemarin mengingatkanku pada posting ini. merasa sayang kalo di buang jadi ya... di copy paste deh...!!)
Mau kuliah padahal sudah kerja??? kalau iya, mesti pikirin dulu matang-matang. karena kerja sambil kuliah itu menghabiskan banyak tenaga, waktu dan yang jelas sih duit ... (Lebih banyak dari orang kuliah tok) nih aku punya sesuatu untuk dijadikan bahan pertimbangan.
1. Niat
yang perlu diperhatikan adalah pelajari dulu niat kita. Sudah mantap? apalagi untuk lulusan SMA yang mau langsung ambil S1... waduhhh pikirin mateng-mateng. karena normalnya untuk lulusan SMA yang mau ambil S1 butuh waktu 4 tahun. dan 4 tahun kerja sambil kuliah, oooo nggak gampang. jangan bayangin kalau sudah jadi sarjananya tapi bayangin prosesnya. 4 tahun pulang malam, atau sabtu minggu yang harusnya istirahat, ini harus kuliah, gue yang ambil kuliah malam rekor pulang jam 22.30 tiap hari senin waktu semester dua, sampe rumah dah jam 11 teng, jangan harap sampe rumah lo bisa langsung tidur. tenaga akan banyak terbuang dan kalau niat lo setengah-setengah tenaga yang akan lo habisan akan lebih banyak. berat banget. jadi banyak-banyak dulu shalat istikharah, pikirkan masak-masak, dan bulatkan tekad.
2. Lihat dan perhatikan isi dompetmu
biasanya program khusus ini biayanya lebih mahal daripada program reguler (kan dosennya lembur). Menurut gue, lo perlu buat peta keuangan lo. setiap bulan berapa rupiah uang yang bisa lo save untuk kuliah.,belum lagi untuk biaya buku, dan tetek bengek lainnya yang hari gini udah gak ada yang murah. kecuali kalau kita kerja n kuliah n masih bisa nodong nyokap, wah itu lain lagi ceritanya. tapi lo harus tetap perhatikan dana untuk rekreasi, senang-senang dan dana untuk melakukan hobi lo, jangan sampe lo sudah kerja, kuliah tapi gak bisa senang-senang.
Nih gue kasih contoh data keuangan gue
Gaji : 1.500.000 (waktu nyusun rencana keuangan ini, jangan ambil pendapatan lo yang sudah ditambah lemburan atau pendapatan lo yang gak pasti, tapi ambil nominal yang lo pasti dapet tiap bulan)
Beli buku (Hobi) : 100.000
ongkos + jajan : 300.000
jalan-jalan : 200.000
biaya tidak terduga : 200.000
sisa uang : 700.000
jadi dana untuk kuliah cuma sekitar 700.000 tiap bulan.
Pemetaan uang ini bisa untuk menentukan kampus mana yang mau lo masukin, gak mungkinkan gaji UMR tapi kita mau masuk kampus bertaraf internasional (kecuali beasiswa dsb).
3. Ceritakan ke Keluarga
Jangan dikira, mentang-mentang duit sendiri lo gak perlu keluarga. banyak manfaat dengan mendiskusikan rencana lo ke keluarga. contohnya, kalau biasanya ade lo minta jatah pulsa 100 ribu tiap bulan, dengan berbagi kita bisa mengharapkan ade kita itu ikhlas jatahya dikurangi 1/2nya. atau kalau biasanya lo bisa nyumbang buat beli ayam goreng dalam 10 hari pertama tiap bulan, mungkin keluarga lo bisa ngerti kalau setelah kuliah lo cuma bisa nyumbang ayam goreng cuma pas hari gajian aja, atau ade lo yang kalo disuruh, minta upah mulu kaya pak ogah, mungkin akan tergerak hatinya untuk memberi pertolongan ngetikin tugas makalah kita cuma-cuma. atau pengalaman gue nih... nyokap gue yang tercinta ikhlas, rido nyetrikain baju gue karena beliau gak tega ngeliat anaknya longshift tiap hari he...he... yang jelas hal-hal seperti itu akan sangat membantu proses kuliah lo.
3. Lapor ke atasan???
beberapa perusahaan tidak menginginkan karyawannya kerja sambil kuliah. mungkin dianggap akan mengganggu pekerjaan. atau mengurangi performance kerja kita secara energi kita sudah gak sepenuhnya untuk kerja. nah untuk hal ini lo perlu selidiki dulu baik-baik, apa bos lo cukup bijaksana untuk menerima keinginan lo untuk kuliah . kalau bijaksana sih gak ada masalah tapi kalau dia keberatan, bisa gawat. rencananya dengan kerja bisa buat bayar kuliah, ehh ini baru kuliah udah dipecat, gak lucu kan. paling Enak kalo bilang dulu, jd kalau pas ujian and ada yang urgent bos lo bisa lebih ngertiin, and lo bisa ujian dengan tenang. Tetapi semuanya tetap kembali ke kondisi kantor lo.
4. Pilah-pilih kampus
Letak kampus ini menurut gue penting banget. Karena beda sama kalau kita kuliah aja. Kalau kita kuliah aja dan mau masuk ke jurusan teknik, maka yang dituju langsung ITB, atau kalau mau jadi petani berdasi, langsung meluncur ke IPB. Tapi kalau kita sambil kerja pikir-pikir dulu rumah di depok kuliah di IPB darmaga. Bisa remuk badan. jangan sampe tiap hari pulang kerja lo lari-larian ngejar bis ke kampus, and pulangnya bareng sama buruh pabrik yang baru pulang shift 2. Kita sudah bakalan stres sama tugas kuliah, stres diomelin bos, jangan sampai nambah stress dengan hal gak penting semacam ngejar bis untuk sampai di kampus. pengalaman gue sih, saking pentingnya, gue sampe belum mikirin jurusan, yang penting ketauan dulu kampusnya dimana, tapi hati-hati juga jangan asal milih, pastikan kampusnya emang punya program khusus karyawan. karena program khusus ini biasanya gak seketat program reguler. jd kalau kebetulan harus dinas luar atau sejenisnya gak terlalu jadi masalah (biasanya program khusus ini memberikan banyak dispensasi) . yang jelas jarak dari kantor ke kampus and dari kampus ke rumah gak boleh terlalu jauh. Pengalaman temen gue yang rumahnya dibekasi, kerja di cikarang dan kuliah di cimanggis hasilnya adalah NOL BESAR. alias jadi alumni prematur.
Jenjang studi, terutama untuk lulusan SMA nih. karena kerja sambil kuliah jangan pikir akan lancar. yang kita dimutasi ke kota lain lah, yang tahu-tahu perusahaan kolaps, atau lagi asik-asik kuliah tiba-tiba ada jodoh, merit and cuti untuk ngelahirin anak, siapa tahu kan? yang jelas kalau mau langsung ambil S1 itu berarti lo harus bersiap untuk 4 tahun yang melelahkan. kerja sambil kuliah itu membosankan bgt. Kalau gue mutusin ambil D3 dulu...selain karena alasan di atas juga karena biya D3 jauh lebih murah daripada S1, maksudnya biaya untuk D3 ini lebih cocok sama kantong gue. prinsipnya biar lambat asal selamat. Manfaat lainnya kalau lo ambil D3 dulu adalah setelah tiga tahun (kalau lancar) lo bisa up grade pangkat lo dikantor lebih cepat daripada harus nunggu sampai S1 langsung.
Jurusan, setelah lo dapet calon kampusnya perhatikan baik-baik jurusan apa aja yang mereka punya. cari yang cocok buat kita. nah karyawan yang sambil kuliah biasanya sudah gak terlalu bingung mikirin jurusan. Gue misalnya, karena dah terlanjur di bidang industri kimia, ya udah sekalian aja gue ambil teknik kimia (walaupun belakangan ini gue nyesel juga, karena berat banget).
TIPS
hati-hati dengan kuliah khusus karyawan. Kuliah khusus ini bukan berarti yang harusnya untuk S1 dapat 144 SKS dan D3 110 SKS, tetapi dengan alasan karyawan, lo diperbolehkan ambil 50 SKS aja, sedangkan sisanya cuma-cuma. kalau kamu dapat kampus yang seperti ini, hati-hati kemungkinan ijazah kamu diragukan. yang membedakan program reguler dengan khusus adalah jam kuliahnya, kalau yang normal adalah pagi dari senin sampai sabtu, tetapi untuk kelas karyawan biasanya pada malam hari atau sabtu minggu. sedangkan jumlah SKS yang harus ditempuh adalah sama dengan reguler.
Meskipun universitas untuk kita jumlahnya terbatas (karena gak setiap perguruan tinggi punya program khusus ini) tetapi akreditasi perguruan tinggi harus tetap diperhatikan. jangan sampai sudah cape kuliah bertahun-tahun ternyata kemampuan kamu diragukan orang karena almamatermu yang akreditasinya rendah.
Mau kuliah padahal sudah kerja??? kalau iya, mesti pikirin dulu matang-matang. karena kerja sambil kuliah itu menghabiskan banyak tenaga, waktu dan yang jelas sih duit ... (Lebih banyak dari orang kuliah tok) nih aku punya sesuatu untuk dijadikan bahan pertimbangan.
1. Niat
yang perlu diperhatikan adalah pelajari dulu niat kita. Sudah mantap? apalagi untuk lulusan SMA yang mau langsung ambil S1... waduhhh pikirin mateng-mateng. karena normalnya untuk lulusan SMA yang mau ambil S1 butuh waktu 4 tahun. dan 4 tahun kerja sambil kuliah, oooo nggak gampang. jangan bayangin kalau sudah jadi sarjananya tapi bayangin prosesnya. 4 tahun pulang malam, atau sabtu minggu yang harusnya istirahat, ini harus kuliah, gue yang ambil kuliah malam rekor pulang jam 22.30 tiap hari senin waktu semester dua, sampe rumah dah jam 11 teng, jangan harap sampe rumah lo bisa langsung tidur. tenaga akan banyak terbuang dan kalau niat lo setengah-setengah tenaga yang akan lo habisan akan lebih banyak. berat banget. jadi banyak-banyak dulu shalat istikharah, pikirkan masak-masak, dan bulatkan tekad.
2. Lihat dan perhatikan isi dompetmu
biasanya program khusus ini biayanya lebih mahal daripada program reguler (kan dosennya lembur). Menurut gue, lo perlu buat peta keuangan lo. setiap bulan berapa rupiah uang yang bisa lo save untuk kuliah.,belum lagi untuk biaya buku, dan tetek bengek lainnya yang hari gini udah gak ada yang murah. kecuali kalau kita kerja n kuliah n masih bisa nodong nyokap, wah itu lain lagi ceritanya. tapi lo harus tetap perhatikan dana untuk rekreasi, senang-senang dan dana untuk melakukan hobi lo, jangan sampe lo sudah kerja, kuliah tapi gak bisa senang-senang.
Nih gue kasih contoh data keuangan gue
Gaji : 1.500.000 (waktu nyusun rencana keuangan ini, jangan ambil pendapatan lo yang sudah ditambah lemburan atau pendapatan lo yang gak pasti, tapi ambil nominal yang lo pasti dapet tiap bulan)
Beli buku (Hobi) : 100.000
ongkos + jajan : 300.000
jalan-jalan : 200.000
biaya tidak terduga : 200.000
sisa uang : 700.000
jadi dana untuk kuliah cuma sekitar 700.000 tiap bulan.
Pemetaan uang ini bisa untuk menentukan kampus mana yang mau lo masukin, gak mungkinkan gaji UMR tapi kita mau masuk kampus bertaraf internasional (kecuali beasiswa dsb).
3. Ceritakan ke Keluarga
Jangan dikira, mentang-mentang duit sendiri lo gak perlu keluarga. banyak manfaat dengan mendiskusikan rencana lo ke keluarga. contohnya, kalau biasanya ade lo minta jatah pulsa 100 ribu tiap bulan, dengan berbagi kita bisa mengharapkan ade kita itu ikhlas jatahya dikurangi 1/2nya. atau kalau biasanya lo bisa nyumbang buat beli ayam goreng dalam 10 hari pertama tiap bulan, mungkin keluarga lo bisa ngerti kalau setelah kuliah lo cuma bisa nyumbang ayam goreng cuma pas hari gajian aja, atau ade lo yang kalo disuruh, minta upah mulu kaya pak ogah, mungkin akan tergerak hatinya untuk memberi pertolongan ngetikin tugas makalah kita cuma-cuma. atau pengalaman gue nih... nyokap gue yang tercinta ikhlas, rido nyetrikain baju gue karena beliau gak tega ngeliat anaknya longshift tiap hari he...he... yang jelas hal-hal seperti itu akan sangat membantu proses kuliah lo.
3. Lapor ke atasan???
beberapa perusahaan tidak menginginkan karyawannya kerja sambil kuliah. mungkin dianggap akan mengganggu pekerjaan. atau mengurangi performance kerja kita secara energi kita sudah gak sepenuhnya untuk kerja. nah untuk hal ini lo perlu selidiki dulu baik-baik, apa bos lo cukup bijaksana untuk menerima keinginan lo untuk kuliah . kalau bijaksana sih gak ada masalah tapi kalau dia keberatan, bisa gawat. rencananya dengan kerja bisa buat bayar kuliah, ehh ini baru kuliah udah dipecat, gak lucu kan. paling Enak kalo bilang dulu, jd kalau pas ujian and ada yang urgent bos lo bisa lebih ngertiin, and lo bisa ujian dengan tenang. Tetapi semuanya tetap kembali ke kondisi kantor lo.
4. Pilah-pilih kampus
Letak kampus ini menurut gue penting banget. Karena beda sama kalau kita kuliah aja. Kalau kita kuliah aja dan mau masuk ke jurusan teknik, maka yang dituju langsung ITB, atau kalau mau jadi petani berdasi, langsung meluncur ke IPB. Tapi kalau kita sambil kerja pikir-pikir dulu rumah di depok kuliah di IPB darmaga. Bisa remuk badan. jangan sampe tiap hari pulang kerja lo lari-larian ngejar bis ke kampus, and pulangnya bareng sama buruh pabrik yang baru pulang shift 2. Kita sudah bakalan stres sama tugas kuliah, stres diomelin bos, jangan sampai nambah stress dengan hal gak penting semacam ngejar bis untuk sampai di kampus. pengalaman gue sih, saking pentingnya, gue sampe belum mikirin jurusan, yang penting ketauan dulu kampusnya dimana, tapi hati-hati juga jangan asal milih, pastikan kampusnya emang punya program khusus karyawan. karena program khusus ini biasanya gak seketat program reguler. jd kalau kebetulan harus dinas luar atau sejenisnya gak terlalu jadi masalah (biasanya program khusus ini memberikan banyak dispensasi) . yang jelas jarak dari kantor ke kampus and dari kampus ke rumah gak boleh terlalu jauh. Pengalaman temen gue yang rumahnya dibekasi, kerja di cikarang dan kuliah di cimanggis hasilnya adalah NOL BESAR. alias jadi alumni prematur.
Jenjang studi, terutama untuk lulusan SMA nih. karena kerja sambil kuliah jangan pikir akan lancar. yang kita dimutasi ke kota lain lah, yang tahu-tahu perusahaan kolaps, atau lagi asik-asik kuliah tiba-tiba ada jodoh, merit and cuti untuk ngelahirin anak, siapa tahu kan? yang jelas kalau mau langsung ambil S1 itu berarti lo harus bersiap untuk 4 tahun yang melelahkan. kerja sambil kuliah itu membosankan bgt. Kalau gue mutusin ambil D3 dulu...selain karena alasan di atas juga karena biya D3 jauh lebih murah daripada S1, maksudnya biaya untuk D3 ini lebih cocok sama kantong gue. prinsipnya biar lambat asal selamat. Manfaat lainnya kalau lo ambil D3 dulu adalah setelah tiga tahun (kalau lancar) lo bisa up grade pangkat lo dikantor lebih cepat daripada harus nunggu sampai S1 langsung.
Jurusan, setelah lo dapet calon kampusnya perhatikan baik-baik jurusan apa aja yang mereka punya. cari yang cocok buat kita. nah karyawan yang sambil kuliah biasanya sudah gak terlalu bingung mikirin jurusan. Gue misalnya, karena dah terlanjur di bidang industri kimia, ya udah sekalian aja gue ambil teknik kimia (walaupun belakangan ini gue nyesel juga, karena berat banget).
TIPS
hati-hati dengan kuliah khusus karyawan. Kuliah khusus ini bukan berarti yang harusnya untuk S1 dapat 144 SKS dan D3 110 SKS, tetapi dengan alasan karyawan, lo diperbolehkan ambil 50 SKS aja, sedangkan sisanya cuma-cuma. kalau kamu dapat kampus yang seperti ini, hati-hati kemungkinan ijazah kamu diragukan. yang membedakan program reguler dengan khusus adalah jam kuliahnya, kalau yang normal adalah pagi dari senin sampai sabtu, tetapi untuk kelas karyawan biasanya pada malam hari atau sabtu minggu. sedangkan jumlah SKS yang harus ditempuh adalah sama dengan reguler.
Meskipun universitas untuk kita jumlahnya terbatas (karena gak setiap perguruan tinggi punya program khusus ini) tetapi akreditasi perguruan tinggi harus tetap diperhatikan. jangan sampai sudah cape kuliah bertahun-tahun ternyata kemampuan kamu diragukan orang karena almamatermu yang akreditasinya rendah.
Posting Komentar