Blogger news

You are reading eza's blog

My Name Is Khan

Sudah sering aku katakan, aku orang yang sangat selektif dalam menonton film di Bioskop. Jika ceritanya biasa, murahan, picisan, terlebih nggak ada pesan kuat yang bisa aku ambil seperti film horor vulgar, yang sekarang kembali menyambangi dunia perfilman Indonesia, lebih baik tidak. My Name is Khan mungkin film yang membuat aku penasaran beberapa minggu ini, setelah aku membaca beritanya di sebuah situs, yang menyebutkan film ini menarik perhatian publik eropa. aaiihhh... film India macam apa yang bisa membuat orang-orang Eropa sana berdecak kagum?.

Film ini menceritakan perjuangan sebuah keluarga muslim di Amerika untuk bertahan pasca peristiwa 11 september, dimana setelah kejadian itu, tingkat rasial abuse meningkat di Amerika. Mulanya dampak dari serangan teroris ini menggerogoti keuangan keluarga Khan, dimana salon kecantikan mereka bangkrut akibat kehilangan pelanggan. Tadinya aku pikir konflik keluarga ini berkisar tentang perekonomian mereka yang mulai menurun, kenyataanya tidak, mereka masih bisa bahu-membahu menghadapi "paceklik" ini. Puncak film ini adalah ketika Mandira (Kajol) kehilangan anaknya Sameer akibat perkelahian yang bersifat rasis, karena semenjak Mandira menikah dengan Rizvan Khan (Sah Rukh Khan) yang Muslim berdarah India, baik Sameer maupun Mandira mengganti nama belakang mereka dengan nama "khan" yang identik dengan nama seorang muslim, walaupun pada kenyataannya Mandira tetap seorang Hindu. Merasa bahwa kematian anaknya berhubungan dengan status ayah tirinya yang beragama islam inilah, yang membuat Mandira ingin agar Rizvan, mengatakan pada seluruh rakyat Amerika terlebih pemimpinnya, bahwa ia bukanlah seorang teroris, dan Sameer bukanlah anak seorang teroris.

Menurutku film ini lebih menyerupai tamparan keras bagi warga dan Pemerintah Amerika yang berkoar-koar tentang demokrasi, padahal pasca kejadian 11 september, ilmu demokrasi mereka pastilah terjun bebas ke titik hampir nol. Mereka harus lebih giat belajar dan harus lebih sering bepergian untuk melihat cakrawala yang lebih luas, dan agar mereka lebih melihat segala sesuatu dengan objektif.

Tetapi, ada beberapa hal menarik yang menjadi perhatianku selama pemutaran film ini, selama perjalanannya untuk menemui presiden, Rizvan Khan memanggul backpacknya, yang menurutku selalu terlihat kosong, padahal yang ada dibayanganku ia memnggul backpack yang menggelembung persis seperti kaum backpacker beneran. tetapi backpack Rizvan terlihat kempes, membuat aku berpikir mungkin yang ia bawa hanya buku harianya, tetapi kemudian aku berpikir lagi, kalau cuma bawa buku harian, kenapa harus bawa backpack segala 9tetapi jangan khawatir, masalah backpack ini tidak akan mengurngi keindahan film). Hal menarik lainnya adalah, dalam film ini setting waktunya adalah saat Amerika masih dipimpin Presidennya yang berkulit putih, dan pada akhir film diceritakan bahwa Amerika memulai pemilihan presiden baru, yang pada akhirnya di menangi seorang Afro Amerika, lalu apa yang menarik? yaitu kesan yang ditonjolkan sangat bertolak belakang mengenai karkater kedua Pemimpin ini, dimana presiden yang berkulit putih digambarkan sebagai karakter yang tidak peduli pada rakyatnya sendiri. sedangkan yang Afro Amerika diberi karakter penuh kepedulian pada rakyatnya, yang ditunagkan dalam kejadian banjir di salah satu kota di Amerika, membuat aku berpikir apakah penokohan seperti ini adalah memnag imej yang ditangkap para pembuat film. Dan ngomong-ngomong mengenai presiden yang berkulit hitam, seharusnya Karan Johar si Sutradara mengumumkan Audisi ke penjuru dunia, karena di sini, di Indonesia, ada tokoh yang lebih mirip Presiden berkulit berwarna pertama di Amerika itu daripada tokoh yang bermain di film.

Film ini lumayan panjang, berdurasi hampir 3 jam, tetapi jangan khawatir, aku sama sekali tidak mengalami bosan selama menonton aksi Shah Rukh Khan dan Kajol dalam film ini, semua adegan berlangsung apik. Ceritanya fokus, kuat dan tidak seperti film india lainnya yang mudah ditebak.


Posting Lebih Baru Posting Lama

4 Responses to “My Name Is Khan”

Cerita Asty mengatakan...

Status utk film ini: sedang mencari DVDnya krn gak sempat nonton di bioskop, hiks...Penasaran bgt dan makin penasaran setelah membaca reviewnya Eza ;-)

Btw tokoh "Obama" versi Indonesia gak dipilih mungkin krn gak bs bhs inggris,hehehe..

eza mengatakan...

wwwkakakakk... bisa jadi..!!

menjadikosong mengatakan...

yang aku suka dari film ini adalah nilai multikulturalism dan humanism-nya. sungguh, untuk film bollywood, My Name is Khan is the best. dan blogmu lebih indah kawan...

eza mengatakan...

@menjadi kosong : nice to meet you