Aku ingat beberapa tahun lalu. Aku sedang giat-giatnya mempertajam kemampuan berbahasa inggris, tetapi tidak lama kemudian memutuskan ikut les bahasa jepang, bahasa jepang baru sampai level basic, sudah kepincut sama bahasa perancis, baru dapat vocab perancis sekitar 200 biji, sudah ingin belajar bahasa italia. Akhirnya sekarang, bahasa inggris gak jago, bahasa jepang cuma ingat "hai" sama "arigato" aja, bahasa perancisnya juga cuma bisa ngikutin Anggun nyanyi lagunya yang versi perancis, dan bahasa italia cuma inget kata "Donna" doang.
Itu hanya sebagian cerita, tentang bagaimana aku kerap kerepotan sendiri karena terlalu banyak mau. ingin ini dan itu padahal tangan cuma punya dua, semua serba setengah-setengah.
Berkaca pada kasus ini. Saat ini aku berusaha untuk lebih bersabar. Aku sadar betul, hingga saat ini masih banyak mimpi-mimpi yang belum aku raih, tetapi rupanya aku juga harus mulai belajar realistis, membuka mata untuk mengakui dan mengukur seberapa besar kemampuan diri sendiri . Bukannya menyerah dan mengaku kalah. Tetapi kadang kita perlu mundur sebentar, me-reload amunisi, menambah perbekalan, dan menyembuhkan luka kita untuk kemudian maju lagi. Menyelesaikan apa yang menjadi prioritas. Dan -sekali lagi- bersabar untuk hal lainnya.
-semua akan indah pada saatnya-
Posting Komentar