Yogya : My First Solo Backpacking (3rd Entri)
26 Desember
Ini hari terakhirku di Yogya, maka aku ingin memaksimalkan perjalanan hari ini. Setelah bertransaksi dengan supir taxi motor, maka dicapailah kesepakatan ongkos 80000 rupiah untuk keliling Yogya dari Jam 07.00 pagi sampai 15.00.
Tujuan pertama adalah Sentra Kerajinan Gerabah di Kasongan, Seperti Kota Gede, toko kerajinan gerabah berderet-deret sepanjang Jalan. Dari ukuran kecil hingga patung yang besar. harganya pun relatif murah, sehingga tempat ini bisa menjadi alternatif untuk berbelanja.Bukan hanya barang jadi yang bisa kita lihat, proses pembuatannya pun bisa kita saksikan dari pembentukan gerabah dari tanah liat hingga penyelesaian tahap akhir seperti pengecatan.
Tujuan pertama adalah Sentra Kerajinan Gerabah di Kasongan, Seperti Kota Gede, toko kerajinan gerabah berderet-deret sepanjang Jalan. Dari ukuran kecil hingga patung yang besar. harganya pun relatif murah, sehingga tempat ini bisa menjadi alternatif untuk berbelanja.Bukan hanya barang jadi yang bisa kita lihat, proses pembuatannya pun bisa kita saksikan dari pembentukan gerabah dari tanah liat hingga penyelesaian tahap akhir seperti pengecatan.
Puas melihat-lihat Kasongan, tujuan berikutnya adalah Taman Sari. Taman Sari ini sebetulnya berada di sekitar Kraton Yogya, akan tetapi ketika keliling Kraton pada hari pertama, aku tidak sempat mengunjungi tempat ini. Konon, Taman Sari adalah tempat pemandian bagi para Putri Kraton. Tempatnya lumayan luas, tetapi sayang tidak dirawat dengan baik menurutku. Akan tetapi tidak mengurangi minat pengunjung untuk menyusuri tempat ini. Di dalamnya ada sebuah kolam renang Besar, kemudian ada menara yang katanya merupakan tempat Sultan mengawasi Putri-putrinya. Jika bukan karena menyusup ke rombongan Taman kanak-kanak, aku mungkin tidak akan pernah sampai melihat Masjid yang berada di bawah tanah ini. Sekilas Masjid ini hanya seperti lorong yang melingkar. Untuk masuki tempat ini, kita keluar dari Kompleks Taman Sari, Kemudian menyusuri Kampung di sekitarnya hingga akan di temukan Pintu Masuk lainnya yaitu sebuah Terowongan.
Tujuan berikutnya adalah Monumen Yogya Kembali, menurut supir taxi, masyarakat Yogya menyebutnya Monjali. Di Monjali ada sebuah dinding besar dan tinggi, di mana di dinding itu dituliskan nama -nama pahlawan yang gugur di medan perang, juga terdapat sebuah cuplikan puisi Chairil Anwar "Antara Karawang Bekasi". Di depan monumen juga terdapat beberapa arena mainan anak seperti Flying Fox. Diorama-diorama seputar perjuangan rakyat Yogya banyak mengisi monumen ini, dilengkapi dengan fasilitas audio.
Dari Monjali aku meneruskan perjalanan ke Desa Wisata Ketingan, yang terletak di wilayah Sleman. Wisata utama di Ketingan adalah wisata flora dimana di desa ini banyak terdapat burung Kuntul yang sudah jarang terdapat di Pulau Jawa. Untuk menikmati wisata flora ini, menurut warga setempat sebaiknya pada sore hari. sayang aku tidak punya waktu banyak, hingga aku hanya bisa melihat sesekali burung Kuntul itu terbang di antara pohon-pohon tinggi. Selain itu kita juga menikmati suasana alam pedesaan yang kental.
lelah keliling Yogya aku beristirahat di Alun-alun kota Sleman. Makan siang dialun-alun di sebuah warung sego kucing merupakan makan siang dengan biaya paling murah selama perjalananku di Yogya, dimana nasi dengan lauk tempe orek, telur dadar dan satu buah gorengan di tambah teh manis hangat hanya ku bayar 4500 rupiah.
Posting Komentar